Senin, 15 Juni 2020

Komponen dan Penilaian Pendekatan Whole Language

         KOMPONEN DAN PENILAIAN PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE

 

Komponen-Komponen  Whole language.

 Menurut Routman dan Froese ( dalam Puji Santosa,dkk,1991) ada delapan komponen pendekatan whole language yaitu reading aload, journal writing, sustained silent reading, shared reading, guided reading, independent reading, dan independent writig  sesuai definisi pendekatan whole language yaitu pendekatan  yang menyajikan pembelajaran secara utuh dan tidak terpisah-pisah maka dalam menerapkan setiap komponen harus melibatkan semua keterampilan dan unsur bahasa dalam kegiatan pembelajaran. Adapun komponen-komponen tersebut adalah :

a.         Reading Aloud.

Reading Aloudadalah kegiatan membaca yang dilakukan guru untuk siswanya. Kegiatan ini dapat dilakukan guru dengan membacakan cerita dengan suara keras, intonasi yang tepat sehingga peserta didik dapat mendengarkan dan menikmati ceritanya.  Dengan reading loud, guru memberikan contoh membaca yang baik pada siswanya.


b.        Jurnal Writing (menulis jurnal)

Jurnal Writing adalah komponen yang aman bagi peserta didik untuk mengungkapkan perasaannya, menceritakan kejadian di sekitarnya, membeberkan hasil belajarnya dan menggunakan bahasa dalam bentuk tulisan. Tugas guru adalah mendorong siswa agar mau mengungkapkan cerita yang dimilikinya.Manfaat jurnal writing 1) meningkatkan keterampilan menulis. Dengan menulis jurnal, siswa akan terbiasa mengungkapkan pikirannya dalam bentuk tulisan dan ini berarti pula membantu mengembangkan keterampilan siswa dalam menulis, 2) Meningkatkan keterampilan membaca. Secara spontan siswa akan membaca hasil tulisannya sendiri setiap ia selesai menulis jurnal.Dengan cara ini tanpa disadari siswa juga melatih keterampilan membacanya. Dengan demikian, menulis jurnal dapat meningkatkan keterampilan membaca siswa. 3) Menumbuhkan keberanian menghadapi risiko. Karena menulis jurnal bukanlah kegiatan yang harus dinilai, siswa tidak perlu takut terhadap kesalahan dalam menulis. Kegiatan menulis ini sekaligus dapat digunakan sebagai sarana bereksplorasi, 4) Memberi kesempatan untuk membuat refleksi. Melalui jurnal siswa dapat merefleksi semua yang telah dipelajarinya atau dilakukannya, 5) Memfalidasi pengalaman dan perasaan pribadi. Siswa dapat menulis apa saja pengalaman yang dialaminya, baik pengalaman di sekolah maupun pengalaman di luar sekolah. Semua pengalaman itu dapat diungkapkanya melalui tulisan dalam jurnal, 6) Memberikan tempat yang aman dan rahasia untuk menulis. Bagi siswa, terutama siswa kelas tinggi, jurnal adalah sarana untuk mengungkapkan perasaan pribadi. Jurnal ini sering juga disebut diary atau buku harian. Untuk jurnal jenis ini, siswa boleh memilih apakah guru boleh membaca  jurnalnya atau tidak, 7) Meningkatkan keterampilan berpikir. Dengan meminta siswa menulis jurnal, berarti melatih mereka malakukan proses berpikir, mereka berusaha mengingat kembali, memilih kejadian mana yang akan diceritakan, dan menyusun informasi yang dimiliki menjadi cerita yang dapat dipahami pembaca. Dengan membaca jurnal, guru mengetahui kejadian atau materi mana yang berkesan dan dipahami siswa dan mana bagian yang membuatnya bingung, 8) Meningkatkan kesadaran akan peraturan menulis. Melalui menulis jurnal, siswa belajar tata cara menulis seperti pengunaan huruf besar, tanda baca, dan struktur kalimat (tata bahasa). Siswa juga mulai menulis dengan menggunakan topik, judul, halaman, dan subtopik. Mereka juga menggunakan bentuk tulisan yang berbeda seperti dialog (percakapan), dan cerita bersambung. Semua ini diajarkan tidak secara formal. 9) Menjadi alat evaluasi. Siswa dapat melihat kembali jurnal yang ditulisnya dan menilai sendiri keterampilan menulisnya. Mereka dapat melihat komentar atau respon guru atas kemajuannya. Guru dapat menggunakan jurnal sebagai sarana untuk menilai keterampilan berbahasa anak di samping juga penguasaan materi dan gaya penulisan, 10) Menjadi dokumen tertulis. Jurnal writing dapat digunakan siswa sebagai dokumen tertulis mengenai perkembangan hidup atau pribadinya. Setelah dewasa, mereka dapat melihat kembali hal-hal yang pernah mereka anggap penting pada waktu dulu. Uraian di atas mengimplikasikan besarnya pengaruh dan manfaat menulis jurnal jika diterapkan di dalam kelas. Memang hal ini terlihat berat bagi guru yang mempunyai kelas besar. Dapat dibayangkan betapa repotnya jika guru setiap hari harus memberi komentar atau respon terhadap setiap jurnal yang ditulis oleh siswa. Namun, guru dapat menyiasati sendiri, bagaimana yang terbaik ketika menerapkan kegiatan ini. Bisa saja misalnya, tidak setiap hari guru memberi komentar atau respon pada setiap anak. Guru dapat membagi siswa dalam kelompok dan dapat memberi komentar atau respon perkelompok secara bergantian. Dengan demikian, guru tidak perlu menghabiskan waktu untuk merespon jurnal siswa. Ini adalah satu untuk contoh membagi waktu dalam memberi respon. Guru sendiri dapat mencari alternatif lain yang dirasa terbaik diterapkan pada situasi dan kondisi sekolahnya.


c.         Sustained Silent Reading

            Sustained Silent Reading adalah kegiatan peserta didik membaca dalam hati. Dalam hal ini mereka diberi kesempatan untuk memilih sendiri buku atau materi yang akan dibacanya. Oleh karena itu guru sedapat mungkin menyediakan bahan bacaan yang menarik dari berbagai buku atau sumber sehingga memungkinkan siswa memilih materi bacaan. Guru dapat memberi contoh sikap membaca dalam hati yang baik sehingga mereka dapat meningkatkan keterampilan membaca dalam hati untuk waktu yang cukup lama.

 

d.        Shared Reading

            Shared Reading adalah kegiatan membaca bersama antara guru dan peserta didik, dimana setiap orang mempunyai buku yang sedang dibacanya. Kegiatan ini dapat dipadukan dengan melibatkan keterampilan lain seperti berbicara dan menulis agar menjadi kegiatan yang utuh dan riil. Kegiatan ini dapat dilakukan di kelas rendah maupun di kelas tinggi.


e.         Guided Reading ( membaca terbimbing)

            Semua siswa membaca dan mendiskusikan buku yang sama. Dalam kegiatan ini guru menjadi pengamat dan fasilitator. Guru mengajukan  pertanyaan yang meminta siswa menjawab dengan kritis. Dalam membaca terbimbing penekanannya bukan dalam cara membaca itu sendiri, tetapi lebih pada membaca pemahaman.


f.         Guided Writing (menulis terbimbing)

            Peran guru adalah sebagai fasilitator membantu siswa  menemukan apa yang ingin ditulisnya dan bagaimana menulis dengan jelas, sistimatis dan menarik. Guru bertindak sebagai pendorong bukan pengatur, sebagai pemberi saran bukan pemberi petunjuk. Proses writing, seperti memilih topik, membuat draf, memperbaiki dan mengedit dilakukan sendiri oleh siswa.


g.    Independent Reading (membaca bebas)

            Kegiatan membaca, di mana siswa diberi  kesempatan untuk menentukan sendiri materi yang ingin dibacanya. Membaca bebas merupakan bagian integral dalam whole language. Dalam independen reading siswa bertanggung jawab terhadap bacaan yang dipilihnya sehingga peran guru berubah dari pemrakarsa, model, dan pemberi tuntunan menjadi pengamat, fasilitator dan pemberi respons.


h.    Independent Writing (menulis bebas)

       Bertujuan untuk meningkatkan keterampilan, kebiasaan menulis, dan meningkatkan keterampilan berpikir kritis. Dalam menulis bebas siswa mempunyai kesempatan untuk menulis tanpa ada intervensi dari guru. Siswa bertanggung jawab penuh dalam menulis. Contoh menulis jurnal, dan menulis respons.

Ciri- Ciri Kelas Whole Language

a.    Kelas whole language penuh dengan barang cetakan. Barang-barang tersebut tergantung di dinding, pintu dan furniture. Hasil karya siswa menghiasi dinding dan bulletin board

Salah satu sudut kelas diubah menjadi perpustakaan yang dilengkapi dengan berbagai jenis buku seperti majalah, koran, kamus, buku petunjuk dan berbgai barang cetak lainnya.

b.    Di kelas whole language siswa belajar melalui contoh atau model. Guru dan peserta didik bersama-sama melakukan kegiatan membaca, menulis, menyimak, dan berbicara. Over head Projector (OHP) dan transparansi digunakan untuk memperagakan proses menulis.

c.    Di kelas whole language siswa bekerja dan belajar sesuai dengan tingkat keterampilannya. Di kelas tersedia buku dan materi yang menunjang, dan disusun berdasarkan tingkat keterampilan membaca mereka.

d.   Peserta didik berbagi tanggung jawab dalam pembelajaran. Guru berperan sebagai fasilitator dan mereka mengambil alih beberapa tanggung jawab yang biasanya dilakukan oleh guru. Mereka mengumpulkan kata, melakukan brainstorming dan mengumpulkan fakta.

e.    Peserta didik terlibat aktif dalam pembelajaran bermakna. Mereka secara aktif terlibat dalam kegiatan pembelajaran yang membantu mengembangkan rasa tanggung jawab dan tidak tergantung. Mereka terlibat dalam kegiatan kelompok kecil atau kegiatan individual.

f.     Peserta didik berani mengambil resiko dan bebas bereksperimen. Hasil tulisan mereka dipajang tanpa koreksi. Guru tidak mengharapkan kesempurnaan yang penting respons dari mereka dapat diterima. Dengan demikian mereka dipacu untuk melakukan yang terbaik.

g.    Peserta didik mendapat balikan (feedback) positif baik dari guru maupun temannya. Pemberian balikan dilakukan dengan segera. Mereka diberi kesempatan melakukan penilaian diri, melihat perkembangan diri. Mereka yang mempresentasikan hasil tulisannya mendapatkan respons positif dari guru dan temannya. Hal ini dapat menumbuhkan rasa percaya diri pada peserta didik.

          Dari komponen-komponen dan ketujuh ciri kelas whole language tersebut dapat kita lihat bahwa siswa terlibat aktif  dalam pembelajaran. Mereka juga bebas bereksperimen sebagai contoh dalam jurnal writing, siswa memiliki kesempatan mengungkapkan perasaannya, menuliskan pengalamannya dan membeberkan hasil belajarnya lewat tulisan. Dalam kegiatan ini siswa memiliki kesempatan untuk berkembang sesuai keterampilannya, dan terlatih untuk meningkatkan keterampilan menulisnya.

          Dalam kegiatan menulis jurnal, guru tidak menilai jurnal yang ditulis siswa, melainkan guru berkewajiban membaca dan memberi respon atau komentar terhadap tulisan tersebut sehingga ada dialog antara guru dan siswa. Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan menulis jurnal.

          Dalam Reading aload siswa mendapatkan contoh membaca yang baik serta intonasi yang tepat dari model dalam hal ini guru. Dengan menyimak dengan baik siswa memiliki pengetahuan membaca dan berbicara yang benar dan dapat dijadikan sebagai bahan untuk meningkatkan keterampilan menulisnya.

          Begitu pula dalam independent writing, siswa memiliki kesempatan meningkatkan keterampilan kebiasaan menulis serta meningkatkatkan keterampilan berpikir kritis secara bebas tanpa ada tekanan ataupun paksaan. Siswa menentukan sendiri apa yang mau   ditulis.Kebiasaan menulis, dapat melatih siswa untuk meningkatkan keterampilan menulis.

          Dalam guided reading siswa dapat berdiskusi membahas tentang bacaan yang sama. Dalam kegiatan ini guru bukan pemberi informasi melainkan sebagai pengamat dan fasilitator. Dalam membaca terbimbing penekanannya bukan dalam cara membaca itu sendiri, tetapi lebih pada membaca pemahaman. Guru melemparkan pertanyaan yang meminta siswa menjawab dengan kritis. Kegiatan ini dapat melatih keterampilan berbicara dan keterampilan menulis.

          Kelas whole language juga penuh dengan hasil karya peserta didik. Dengan memajang hasil karya mereka akan menumbuhkan rasa percaya diri sebab mereka mendapatkan apresiasi dari hasil karya mereka . Guru tidak lagi berdiri di depan kelas, melainkan berkeliling kelas mengamati dan mencatat kegiatan siswa.          Dengan demikian pembelajaran dalam kelas whole language berlangsung menyenangkan dan dalam suasana yang kondusif, sehingga memungkinkan siswa untuk bebas berekspresi dan berkreasi sesuai keterampilannya.

   Penilaian Dalam Kelas Whole Language

Penilaian dilakukan secara informal, guru memperhatikan kegiatan siswa selama pembelajaran berlangsung, saat siswa bermain, dan ketika bercakap-cakap dengan guru maupun dengan teman-temannya. Disamping penilaian informal guru juga melakukan penilaian, format observasi, catatan anecdote, dan portofolio. Portofolio adalah kumpulan hasil karya siswa selama kegiatan pembelajaran. Dengan portfolio perkembangan siswa dapat terlihat secara otentik.  Dengan kata lain, dalam kelas whole language guru memberikan penilaian pada siswa selama proses pembelajaran berlangsung.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rapat Koordinasi Ujian Praktik dan Ujian Sekolah

Dalam rangka menyikapi pelaksanaan Ujian Praktik dan Ujian Sekolah Kelompok Kerja Kepala Sekolah Kec. Kubutambahan melaksanakan koordinasi p...